IBU……….
22
Desmber, 22 Desember adalah hari yang begitu special bagi sebagian anak di
Indonesia, hari itu diperingati suatu
hari untuk mengenang seluruh pengorbanan seseorang, perjalanan seseorang,
begitu ramai para remaja berbondong-bondong untuk menjumpai orang tersebut di
tempatnya masing-masing, begitu ramai mereka berlomba-lomba mengucapkan suatu
hal untuk menunjukkan rasa sayang mereka pada orang tersebut. IBU, yaa Ibu,
orang tersebut adalah Ibu yang menjadi sosok yang sangat dicintai atas seluruh
pengorbananya yang telah dia lakukan kepada kita.
Cinta
seorang Ibu kepada anaknya tidak pernah ada batasnya, ketulusan, kasih sayang,
kebaikan selalu diberikan olehnya kepada kita, kadang kita tidak pernah
mengerti apa yang orang tua kita berikan kepada kita adalah hal-hal yang paling
penting untuk membentuk hidup kita menjadi lebih baik, tidak seperti kita
seorang anak yang kadang tidak pernah peduli atas semua pengorbanan orang tua
kita, merka membentuk karakter kita sejak kecil, sejak kita baru pertama kali
dilahirkan, sejak kita tumbuh menjadi seorang balita yang di damba-dambakan,
dan sejak kita beranjak remaja hingga sekarang telah dewasa.
Apa
yang telah kita berikan kepada ibu kita? Apa yang telah kita lakukan untuk
membuat Ibu kita bangga? Itu semua belum cukup untuk menutupi seluruh
pengorbanan yang telah Ibu berikan kepada kita, kita tidak pernah sadar kalau
Ibu adalah sosok yang paling berarti dihidup kita, selain Tuhan, Ibulah yang
telah berusaha untuk melahirkan hidup di dunia ini, berkembang menjadi
seseorang yang bertanggung jawab terhadap Agama, Negara, dan Diri kita sendiri.
Diluar
sana ada sesosok Ibu yang setiap hari harus keluar rumah, mencari secercik
harapan dari sedikit sampah yang dia kumpulkan untuk menyambung hidup anak-anak
serta dirinya. Harus rela panas-panasan atas terik matahari yang begitu
menyengat, dan harus rela pula hujan-hujanan demi seseorang anak yang
merengek-rengek menangis penuh dengan harapan agar Ibunya pulang membawa
sedikit makanan untuk menutup rasa kelaparan yang dia rasakan. Tapi ketika Ibu
itu pulang tidak membawa apa-apa, apa yang dikatakan anak tersebut? Dia terus
memaki-maki Ibunya tanpa tau apa yang Ibunya rasakan pula, tanpa tau rasa lapar
yang Ibunya rasakan bercampur dengan rasa lelah Ibunya.
Dia
hanya tersenyum dan terus berkata dengan lemah lembut kepada anaknya untuk
tetap bersabar, bersabar hingga esok hari mudah-mudahan dia mendapatkan sesuatu
yang bisa dia bawa pulang untuk anaknya, tapi apa peduli seorang anak? Dia
tetap terus menangis menjerit-jerit berkata dengan perkataan yang tidak sopan,
yang seharusnya tidak pernah dia lontarkan kepada Ibunya, rasa lapar tersebut
mengalahkan akal pikirannya, mangalahkan rasa peduli terhadap Ibunya yang telah
berusaha keras mencukupi kebutuhan hidupnya hingga sekarang ini.
Sama
seperti kita, saya pribadi, dan untuk teman-teman yang pernah berprilaku
demikian hanya karna sedikit kesalahan yang dilakukan Ibu kita. Mungkin nasib
kita tidak seburuk anak itu, kita masih bisa sekolah, kita masih bisa makan,
dan kita masih bisa menatap layar komputer didepan mata kita yang mungkin tidak
pernah dirasakan oleh anak itu. Hanya karna Ibu kita tidak mau memberikan apa
yang kita inginkan, sehingga kadang keegoisan kita mengalahkan rasa hormat kita
kepada Ibu kita, mengalahkan rasa cinta kita kepada Ibu kita.
Kita
tidak pernah paham, dialah yang mencuci pakaian kita, dialah yang merapihkan
pakaian kita dan dialah yang selalu menyiapkan sarapan kita dengan segelas susu
dan sereal yang begitu kita nikmati, dan begitu banyak hal yang tidak pernah
kita pahami bahwa dialah segala-galanya di hidup kita selain Tuhan serta Nabi
kita.
Mudah-mudahan
tidak hanya pada tanggal 22 tersebut kita mengucapkan sejuta maaf kepada Ibu
kita, tapi setiap saat, setiap hari, dan setiap waktu kita selalu mengucapkan
kata itu untuk mendaptkan kasih sayangnya yang sangat berarti untuk kita,
jangan samapai kita terlambat, jangan sampai kita menyesal ketika Ibu kita
sudah tidak lagi bisa bicara, sudah tidak lagi bisa tersenyum, sudah tidak lagi
bisa tertawa, tapi dia sudah terbujur kaku di balik kain yang tidak pernah kita
harapkan kaedatangannya begitu cepat kepada orang yang kita sayangi.
Mudah-mudahan ibu kita selalu diberikan umur panjang untuk dapat melihat
kesuksesan anaknya yang selama ini dia didik, dia tuntun , dan dia sayangi.
IBU ADALAH SEGALANYA UNTUK KITA,
DIA YANG SELALU MENDIDIK KITA UNTUK MENJADI PRIBADI YANG BAIK, MULIA, DAN
BERGUNA UNTUK SEMUANYA